Rio de Janeiro (ANTARA News) - Tuan rumah Brasil sedang menunggu apakah FIFA akan membatalkan hukuman kartu kuning Thiago Silva sebelum laga semifinal kontra Jerman, sementara Argentina mengkhawatirkan kemungkinan absennya Angel di Maria untuk pertempuran melawan Belanda.

Jika upaya banding Brasil melawan keputusan kartu kuning untuk Silva dalam laga perempat final dengan Kolombia berhasil, mungkin akan menjadi sedikit kompensasi atas absennya pemain bintang mereka Neymar.

Brasil berusaha keras memperjuangkan Silva terbebas dari hukuman akumulasi kartu kuning setelah melihat tidak adanya hukuman bagi playmaker Kolombia James Rodriguez atas pelanggaran kerasnya dalam laga yang sama.

Kartu untuk Silva "menunjukkan ketidakadilan" dan oleh karena itu pemain bertahan itu harus diperbolehkan untuk bermain melawan Jerman di Belo Horizonte,  Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Mereka juga ingin FIFA menghukum pemain Kolombia Juan Zuniga, yang mendaratkan lututnya ke punggung Neymar hingga bintang Barcelona itu menderita retak tulang vertebrae dan mengakhiri kiprahnya di Piala Dunia 2014.

Meskipun kesenjangan besar ditinggalkan oleh Neymar, gelandang veteran Jerman Bastia Schweinsteigger yakin tim Brasil bisa membuktikan titik fokus dengan sisa pemain yang ada.

"Itu akan menimbulkan kebersamaan tim (Brazil) dan mereka ingin memenangkan gelar untuk dia," kata Schweinsteiger.

Schweinsteiger, yang mengharapkan hasil lebih menyenangkan daripada dua semifinal Piala Dunia sebelumnya dimana ia juga bermain, senada dengan pelatih Joachim Loew dalam memandang Brasil.

"Tim Brasil di sini bukan penyihir tua, mereka telah berubah dan juga punya gaya permainan sendiri," kata gelandang 29 tahun.

"Permainan keras pasti bagian dari permainan mereka, itu adalah sesuatu yang kita harus waspadai dan oleh wasit (Marco Rodriguez) juga."

Sementara Argentina mencapai semifinal untuk pertama kalinya sejak tahun 1990 setelah memenangkan semua pertandingan mereka dengan unggul satu selisih gol, dimana Lionel Messi mencetak empat dari gol-gol mereke.

Namun, absennya Di Maria merupakan pukulan yang sangat besar bagi Argentina karena ia telah tampil mengesankan dalam semua pertandingan dan mencetak satu-satunya gol dalam laga 16 besar terakhir melawan Swiss yang dipandang sebagai kinerjanya yang paling efektif.

Sisi positifnya, Argentina mengatakan bahwa striker Sergio Aguero mungkin akan siap dimainkan setelah masalah otot kaki yang membuatnya absen dari pertandingan kontra Swiss.

Gelandang Javier Mascherano mengatakan kehilangan Di Maria merupakan pukulan, namun kembalinya tiba-tiba penampilan Gonzalo Higuain, yang mencetak satu-satunya gol dalam kemenangan 1-0 Sabtu atas Belgia, bisa menjadi mengkompensasi untuk itu.

"Gonzalo menjadi lebih terlibat dalam permainan, artinya bahwa dengan dia dan Leo (Messi) mengambil peran lebih membuat kita sedikit lebih lega," kata Mascherano.

Meskipun Belanda bersusah payah melewati perempatfinal dan harus adu penalti melawan Kosta Rika, Mascherano percaya tim asuhan van Gaal itu sedang dalam misi untuk menebus kekalahan final 2010 saat melawan Spanyol.

"Ada dalam sorot mata mereka keinginan memperbaiki ketidakadilan yang mereka rasakan dan mereka tidak akan membiarkan siapa pun menghalanginya untuk mencapai tujuan itu," katanya dikutip AFP.

Satu hal yang diharapkan Mascherano adalah menghindari adu penalti dan harus mengatasi Belanda sebelum kiper cadangan Tim Krul bertugas sendiri di bawah gawang.

Krul telah menyelamatkan dua penalti ketika pelatih Louis van Gaal secara sensasional memasukkan dia menggantikan kiper utama Jasper Cillessen menjelang adu penalti lawan Kosta Rika.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014