Jakarta (ANTARA News) - Serangan balik cepat dalam balutan organisasi lini depan yang apik dan cermat dari pasukan Jerman membuahkan tujuh gol bersarang ke gawang Brasil yang dijaga kiper senior Julio Cesar.

Dada seluruh pendukung Brasil tercekat sesak membuat hati meratap di Estadio Mineirao, Belo Horizonte, pada Rabu dini hari WIB di laga Semifinal Piala Dunia 2014. Tujuh gol bersarang ke gawang tim Samba yang disebut-sebut bakal bangkit setelah Neymar absen karena terjangan bek Kolombia Juan Cuniga.

Neymar absen, dan lini belakang Brasil yang digalang oleh David Luiz. Bek Chelsea itu yang diberi kepercayaan mengemban tugas sebagai kapten timnas Selecao menunjukkan raut wajah redup.

Di awal pertandingan, para pasukan Brasil begitu sumringah bersemangat. Dada mereka tersulut bara ingin membalaskan ketidakhadiran Neymar dalam pertandingan itu.

Faktanya, lima gol bersarang bersarang, dan Belo Horizonte meratap. Kelima gol dari pasukan Der Panzer dicetak masing-masing oleh Thomas Mueller pada menit ke-11, Miroslav Klose (menit ke-23), kemudian Thomas Kroos mencetak dua gol ke gawang tim Samba. Gol berikutnya disarangkan oleh Sami Khedira.

Sampai babak pertama selesai, lima gol menjadi memori hati redum redam para pendukung tim tuan rumah. Tangan para pemain asuhan pelatih Luiz Scolari sudah menengadah ke ke langit memohon turunnya embun harapan. De facto, empatpuluh lima menit babak pertama, lima gol membuat doa mereka terasa seakan tak terjawab oleh Yang Ilahi.

Begitu, babak kedua bergulir, serangan demi serangan menghunjam ke lini pertahanan Jerman. Tembakan keras dari Paulinho pada menit ke-52 masih dihalau oleh penjaga gawang Jerman, Manuel Neuer.

Tekanan demi tekanan terus dialami pertahanan Der Mannschaft. Hanya saja Neuer tampil gagah berani memupus harapan para pemain depan Brasil.

Serangan Brasil terus mengalir seiring sorak sorai dukungan para penonton tuan rumah di Belo Horizonte, tapi hati mereka tetap saja remuk redam, terlebih menyaksikan satu tembakan tepat sasaran ke arah gawang Brasil dari Thomas Mueller akhirnya dapat ditip oleh Neuer yang kini memperkuat Bayern Muenchen itu.

Sampai menit ke-66, Brasil masih tertinggal lima gol. Semenit kemudian, Julio Cesar melakukan aksi penyelamatan dengan maju menghalau laju Mueller yang membawa bola seorang diri. Gawang Brasil belum bertambah kebobolan.

Sampai menit ke-65, jual beli serangan terjadi. Silih berganti, kedua tim menggelontorkan serangan demi serangan. Menit ke-69, kapten timnas Jerman, Philipp Lahm yang berada di kotak penalti Brasil, justru mampu melepas umpan matang ke arah Schurrle.

Dengan menggunakan kaki kanan, Schurrle yang masuk menggantikan Klose pada menit ke-57, mampu menceploskan si kulit bundar bermerk Bruzaga ke gawang Cesar. Gol! Brasil tertinggal enam gol tanpa balas. Dan Belo Horizonte melantunkan doa dan nyanyian," Selamatkanlah kami Tuhan agar air bah kekalahan tidak naik sampai ke leher kami."

Doa ratapan Belo Horizonte terus bergema, terlebih setelah Schurrle pada menit ke-79 kembali melepas tembakan keras untuk mencetak satu gol lagi ke gawang Cesar. Tujuh gol bersarang ke gawang pasukan Samba. Pundi-pundi gol terus bertambah di kubu skuad asuhan Loew.

Apa yang terjadi denganmu Brasil? Lini pertahanan Selecao begitu mudah ditembus oleh agresivitas barisan depan tim Panzer. Toni Kroos dan kawan-kawan seakan membuat skuad Samba terperosok ke rawa terdalam.

Scolari terus mengarahkan pandangan ke lapangan menyaksikan tujuh gol bersarang ke gawang anak asuhannya. Sampai ke-88, belum ada pundii gol yang dicetak barisan depan Selecao.

Dan gol itu datang juga. Menit ke-89, Oscar lepas dari penjagaan bek Jerman, ia mengecoh hadangan Neuer, dan mengakhiri dengan satu tembakan keras dengan kaki kanan, menghunjam, dan akhirnya gol! Skor 7-1 untuk kemenangan Jerman.

Wasit Marco Rodriguez (Meksiko) akhirnya meniup pluit panjang tanda laga berakhir. Brasil kebobolan tujuh gol, dan Belo Horizonte meratap dengan hati remuk redam.

Laga selesai, hari penghakiman paripurna sudah. Brasil tak kuasa menahan laju tujuh gol yang menandakan bahwa ziarah hidup layaknya seruan demi seruan di tubir terdalam dari mata yang perih oleh derai airmata seantero Belo Horizonte.

Jerman tampil dengan skema serangan yang apik, cermat dan bertuah. Mereka mampu melihat setiap peluang untuk dijadikan gol sebagai buah dari kerja keras dan kesungguhan. Barisan depan Der Panzer tampil dengan hati sarat "compassion" karena laga sesungguhnya pembuktian dari setiap doa kepada Yang Ilahi.

Tiada doa yang bertuah tanpa kerja dengan hati bersungguh. Jerman menjadi tim pencetak gol terbanyak selama penyelenggaraan Piala Dunia. Di hadapan publik sendiri, pasukan Jerman membuat Brasil tiada henti menitikkan air mata.

Semuanya berawal dari momentum perdana dari gol yang bermula dari sepak pojok Toni Kroos ke depan gawang Julio Cesar. Tanpa ada kawalan dari para pemain Brasil, gelandang serang Mueller dengan leluasa melepaskan tendangan voli yang bersarang di gawang Selecao.

Itulah awal keruntuhan dari mereka yang kehilangan jati diri, karena Selecao melupakan marwah Jogo Bonito yang merupakan warisan leluhur sepak bola Brasil.

Banyak pemain Selecao asyik menyerang layaknya langgam skema Eropa, karena mereka banyak berlaga di klub-klub Eropa. Dan Jerman memberi pelajaran bahwa jangan sesekali meniru tanpa mengetahui filosofi dasar dari sepak bola menyerang.

Inilah tembang ratapan Belo Horizonte setelah Brasil kemasukan tujuh gol dan hanya memasukkan satu gol ke gawang Jerman. "Jangan biarkan aku mendatangkan malu dan aib, atas orang-orangg yang berharap kepadamu, Yang Ilahi. Jangan biarkan mereka mendatangkan nista, karena aku seperti orang asing di negeri sendiri." 
(T.A024) 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014