Rio de Janeiro (ANTARA News) - Perusahaan yang menjual tiket Piala Dunia mengingatkan pada Senin bahwa mereka mungkin akan membatalkan tiket untuk semi-final dan final yang dijual atas nama perusahaan yang terkait dengan penyelidikan tiket ilegal.

Hospitality Match, perusahaan yang resmi ditunjuk FIFA untuk menjual paket-paket deluxe, mengidentifikasi empat perusahaan yang namanya tercantum dalam tiket yang disita pekan lalu dalam penggerebekan polisi terhadap sindikat internasional calo tiket.

Hospitality menyatakan telah membatalkan semua tiket yang dibeli oleh Atlanta Sportif, perusahaan yang dijalankan oleh Franco-Aljazair Mohamadou Lamine Fofana, yang ditangkap pekan lalu dan disebut sebagai tokoh sentral dalam jaringan.

Perusahaan Lamine telah membeli 105 paket untuk tujuh pertandingan senilai 121.750 dolar, Match Hospitality mengatakan dalam satu pernyataan.

Match Hospitality mengatakan telah memblokir paket-paket tiket Reliance Industries Limited, Jet Set Sports, dan Pamodzi Sports, serta memperingatkan akan "membatalkan tiket mereka untuk Semi-final dan Final" kecuali mereka bekerja sama dalam investigasi.

Reliance Industries membeli 304 paket untuk 19 pertandingan senilai 1,2 juta dolar, termasuk akses ke suite pribadi untuk semua pertandingan di Rio, Sao Paolo, dan Belo Horizonte. Match Hospitality mengatakan 59 tiket yang disita pekan lalu atas nama perusahaan-perusahaan itu.

Satu tiket dicetak atas nama Jet Set Sports, yang membeli 40 paket untuk dua pertandingan senilai 108.250 dolar. Paket ini telah dialokasikan ke individu yang tinggal di Australia, Match Hospitality mengatakan, tanpa menyebut nama orang.

Tiket lain atas nama Pamodzi, yang memesan 350 paket untuk 18 pertandingan--termasuk suite pribadi dan kursi kelas bisnis--senilai lebih dari 1,2 juta dolar.

Match Hospitality, yang memiliki paket-paket termasuk suite pribadi, katering, dan hadiah, mengatakan tidak ada karyawannya yang terlibat dalam kasus tersebut sejauh ini.

Penyelidik Brasil meyakini seorang individu dari FIFA yang tinggal di sebuah hotel di Rio terlibat dalam skandal itu, menyediakan ribuan tiket sejak turnamen 2002.

Para penyelidik mengatakan jaringan itu menjual setidaknya 1.000 tiket per pertandingan dengan harga dasar 1.000 euro (1.365 dolar), demikian AFP melaporkan.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014