Belo Horizonte, Brasil (ANTARA News) - Dengan rambut kribo dan mata belo, David Luiz berlari menuju bendera pojok lapangan dan tendangan karate menghajar bendera itu setelah dia mengantarkan Brasil ke semifinal Piala Dunia lewat tendangan bebasnya yang mempesona saat melawan Kolombia.

Selebrasinya adalah karikatur dari gaya bermain dia. Luiz jarang melakukan hal seperti ini.

Sebagai bek termahal yang dipatok 85 juta dolar AS untuk pindah dari Chelsea ke Paris Saint-Germain bulan lalu, dia bermain sebagai gelandang pada sebagian besar musim terakhirnya di klub Liga Utama Inggris karena Jose Mourinho tak mempercayainya bermain di pertahanan.  Dia adalah pencetak gol terbanyak kedua untuk  negaranya pada Piala Dunia.

Kini karena absennya Neymar dan larangan bermain kepada kapten Thiago Silva, Luiz tidak bisa tidak menjadi pemimpin melawan Jerman di Belo Horizonte Rabu dini hari nanti.

Pada cap-nya yang ke-42 Luiz akan menjadi kapten timnas negerinya, yang adalah peran yang secara alami milik Silva.

Di tengah tangisan dan ketegangan Brasil melawan Chile pada 16 Besar, Luiz adalah cahaya kemilau.

Gol internasional pertamanya telah mengantarkan negerinya di depan tim lain, termasuk Silva dan centre-forward Jo dalam adu penalti yang menentukan nasib Brasil.  Luiz maju untuk melepaskan tendangan pembuka dalam adu penalti itu.

"Saya siap, saya wakil kapten. Grup ini sangat mudah ditangani karena semua orang rendah hati dan menyenangkan. Kami berlaku sebagai keluarga, sebagai unit," kata dia ketika didesak mengenai bagaimana perannya akan berubah tanpa Neymar dan Silva.

Setelah Neymar terpental dari turnamen ini, Luiz telah menjadi wajah Brasil pada Piala Dunia.

Dia sudah bersaing dengan rekannya yang fotogenik untuk iklan-iklan komersial dan nyanyian lagu kebangsaanya yang bersemangat menjadi legenda ketika negara berpenduduk 200 juta orang itu tercurah pada setiap pertandingan yang dimainkan Brasil.

Sejak Luiz Felipe Scolari kembali menangani Brasil 20 bulan lalu, mereka tak pernah kalah satu pun pertandingan di mana Luis selalu bermain penuh 90 menit.

Brasil akan menghadapi ujian terberatnya dari tim Jerman yang menjadi manusia setengah dewa pada turnamen-turnamen internasional.

"Mereka adalah tim yang hebat dengan filosofi yang hebat mengenai bagaimana bermain sepak bola," kata Luiz mengenai pasukan asuhan Joachim Loew.

"Mereka punya banyak pemain hebat, seorang pelatih yang hebat dan itu akan menjadi pertandingan yang hebat, yaitu semifinal Piala Dunia."

Fondasi dari kembali membaiknya tim di bawah Scolari setelah periode rapuh di bawah asuhan Mano Menezes adalah kemitraan antara Luiz dan Silva.

Luiz juga tahu cara menghadapi Jerman, yang didapatnya sewaktu menghadapi Bayern Munchen yang salah satunya diperkuat pemain Brasil, Dante.

Luiz menjadi pengganti tercocok Silva karena dia tahu menangani pemain-pemain seperti Thomas Mueller dan Mario Goetze yang adalah para pemain Bayern Munchen juga.

Luiz punya kenangan bagaimana dia menjinakkan mereka sewaktu menghadapi Bayern pada final Liga Champions 2012.

Saat itu dia memimpin pertahanan tangguh Chelsea di tengah absennya kapten John Terry sampai menggagalkan raksasa Jerman itu dalam memenangi Liga Champions di kandangnya sendiri.

Upaya heroik serupa itu akan diperlukan dalam mencegah Jerman menciptakan luka sama pada Brasil di Belo Horizonte, demikian AFP.







Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014