Jakarta (ANTARA News) - Hasil seri melawan Kamerun di Estadio Nacional, Brasilia, pada laga terakhir Grup A, Selasa dini hari nanti, akan menjamin Brasil mendapatkan satu tiket ke 16 Besar, sedangkan menang akan memastikan tim asuhan Luiz Felipe Scolari ini memuncaki grup.

Meksiko, pada pertandingan lain di grup ini, bisa menjadi juara grup jika mengalahkan Kroasia dengan selisih gol lebih baik dibandingkan dengan Brasil.

Akan berbahaya bagi Brasil jika hanya memetik satu poin dari Kamerun, ketika pada saat bersamaan Meksiko menang dari Kroasia dan Belanda memuncaki Grup A sehingga kedua tim kelas atas itu harus bertemu lebih awal di 16 Besar.

Secara matematis Brasil tak akan sulit mengalahkan Kamerun yang sudah tersisih dari perburuan ke 16 Besar, namun dalam sepak bola segalanya bisa terjadi, seperti saat Meksiko menahan seri mereka dalam laga kedua pekan lalu.

Mengingat pentingnya laga ini, dan kendati di atas kertas kualitas Kamerun jauh di bawah Brasil, Scolari tampaknya tak akan berani lagi bereksperimen seperti saat menghadapi Meksiko yang memasang Ramires untuk menggantikan Hulk yang tidak bugar.  Pilihan itu ternyata tidak terlalu tepat, sama halnya saat memilih gelandang Paulinho dan Fred.

Ketiga pemain ini dikecam telah bermain tak seperti diharapkan sehingga saat melawan Kamerun nanti mereka mungkin akan digantikan Bernard atau Hulk, Hernanes atau Jo.

Sementara, bagi Kamerun laga ini adalah demi menegakkan kehormatan mereka semata. Singa Tangguh ini di ambang pulang tanpa satu poin terbawa.  Menahan seri Brasil akan membuat Kamerun pulang ke negerinya dengan kepala tegak.

Tetapi untuk mencapai hasil seri sekali pun, Kamerun sudah lebih dulu dipukul oleh masalah dalam skuatnya. Alex Song absen karena kartu merah saat melawan Kroasia, sedangkan Samuel Eto'o masih diragukan tampil karena belum fit, meskipun pelatih Volker Finke sangat berharap pada bintang Chelsea itu.

Brasil

Ketika ditahan seri 0-0 oleh Meksiko, media massa Brasil mengecamnya dengan menyebut kampanye Piala Dunia kali ini melewati awal paling buruk sejak 1978.

Faktanya Brasil memang belum menemukan ritmenya. Pasukan Scolari ini kehilangan fluiditas dan kreativitasnya, bahkan ini dibenarkan para punggawa Brasil seperti Julio Cesar dan David Luiz yang mengakui Brasil memang tidak tampil seperti ketika berlaga pada Piala Konfederasi musim panas tahun lalu.

Pertandingan melawan Kamerun adalah momentum dalam menemukan ritme tersebut yang adalah penting karena pada laga-laga berikutnya akan semakin berat. Kreativitas dan kepaduan akan dituntut hadir dari Brasil.

Sektor belakang Brasil sudah pasti sulit diganggu gugat lagi, namun barisan tengah dan depan mereka jelas memerlukan terobosan dan penyegaran, kecuali Neymar, yang konsisten cemerlang pada dua laga terdahulu.

Scolari mungkin lebih ditekan untuk mempertimbangkan lagi Ramires, Paulinho, dan Fred yang tampil mengecewakan saat melawan Meksiko. Hulk dan Willian juga tak luput dari kritik telah tampil mengecewakan. Pilihan mungkin akan jatuh kepada Bernard, Hernanes dan Jo.

Namun, yang jelas siapa pun yang mengisi barisan depan, Brasil perlu lebih bergerak, cepat, dan fasih membaca pertandingan, jika ingin meyakinkan pendukungnya bahwa mereka mampu membuktikan mereka memang favorit turnamen ini.

Perubahan formasi tim sepertinya tak terhindarkan. Tetapi khusus bagi Neymar, Thiago Silva, Luiz Gustavo dan Ramires, mesti berhati-hati untuk tidak terkena kartu kuning kedua jika mereka ingin membantu mengamankan Brasil pada langkah berikutnya.

Kamerun

Kamerun boleh berbangga diri sebagai satu-satunya tim Afrika yang pernah mengalahkan Brasil dalam turnamen senior saat Samuel Eto'o mencetak gol semata wayang Kamerun ke gawang Brasil pada Piala Konfederasi 2003, tetapi memiliki catatan yang buruk pada putaran final Piala Dunia dengan hanya sekali menang pada 15 laga Piala Dunia terakhirnya (4 seri, 10 kalah).

Tidak itu saja, rangkaian masalah di luar lapangan dan di dalam lapangan, telah mengganggu perjalanan tim Volker Finke ini selama fase grup putaran final Piala Dunia kali ini yang tidak sekali pun mencetak gol.

Mereka bahkan harus kehilangan Alex Song yang diusir ke luar lapangan saat dikalahkan 0-4 oleh Kroasia, sedangkan Benoit Assou-Ekotto bermasalah karena menyerang rekan satu timnya, Ben Moukandjo.

"Ada beberapa situasi yang membuat kami telah konsentrasi dan kami juga kehilangan sentuhan akhir saat melawan Kroasia," kata Finke.  Tapi dia yakin bahwa "kami bisa bermain lebih baik saat melawan Brasil."

Finke akan mengisi tempat Alex Song dengan Jean Il Makoun, sedangkan posisi Benoit Assou-Ekotto di bek kiri akan diberikan kepada Henri Bedimo. Di depan, Kamerun masih tetap berharap pada kembalinya striker Samuel Eto’o kendati bintang Chelsea ini masih diragukan tampil.

Masalahnya, karena terlalu banya masalah yang membelit Kamerun, termasuk demonstrasi soal bonus kepada pemain, akan membuat tim ini lebih mudah diterkam siapa pun, apalagi oleh raksasa seperti Brasil, karena konsentrasi bermain Kamerun sudah rusak.

Oleh karena itu, akan sulit bagi Kamerun untuk bisa mengalahkan Brasil. Bahkan menahan seri pun sudah merupakan satu keajaiban.

BRASIL vs KAMERUN
Estadio Nacional, Brasilia

Perkiraan pemain:
Brasil (4-2-3-1):
Julio Cesar; Daniel Alves, Thiago Silva, David Luiz, Marcelo; Paulinho, Luiz Gustavo; Ramires, Oscar, Neymar; Fred
Kamerun (4-1-4-1): Charles Itandje; Cedric Djeugoue, Nicolas Nkoulou, Aurelien Chedjou, Benoit Assou-Ekotto; Joel Matip; Benjamin Moukandjo, Stephane Mbia, Enoh Eyong, Eric-Maxim Choupo-Moting; Aboubakar
Wasit: Jonas Eriksson (Swedia)

Bintang laga ini: Neymar (Striker, Brasil). Dengan sudah mencetak dua gol dan beberapa peluang bagus melawan Meksiko, dia siap tampil maut dalam laga penentuan ini
Pemain kejutan: Benoit Assou-Ekotto (bek kiri, Kamerun). Selain tangguh di belakang, bek kiri Queens Park Rangers piawai membantu serangan

Head-to-head
- Kamerun kalah pada tiga laga terakhirnya melawan Brasil tanpa mencetak satu pun gol, namun mereka memenangi laga keempatnya, yaitu yang terakhir pada Piala Konfederasi 2003, berkat satu gol Samuel Eto'o. Ini membuat Kamerun menjadi satu-satunya tim Afrika yang mengalahkan Brasil pada sebuah pertandingan tim senior.
- Brasil menang 3-0 ketika kedua tim bertemu pada Piala Dunia 1994 di fase grup di San Francisco.
- Kamerun hanya mencetak satu gol ke gawang Brasil dalam empat pertemuan mereka sebelumnya.

Statistik kedua tim:

Brasil
- Ini adalah pertandingan ke-100 Brasil pada putaran final Piala Dunia. Mereka adalah tim kedua yang mencapai tonggak sejarah itu. Jerman sudah melakukan itu pada pertandingan pembukanya dalam Piala Dunia 2014 ini.
- Seri tanpa gol melawan Meksiko pekan lalu mengakhiri 10 kemenangan berturut-turut Brasil.
- Brasil tak pernah tidak mencetak go pada semua pertandingan Piala Dunianya selama 40 tahun sejak kalah 0-2 dari Belanda dan 0-1 dari Polandia pada 1974.
- Satu-satunya kekalahan mereka dalam 23 pertandingan terakhir terjadi saat melawan Swiss pada Agustus lalu (17 menang, 5 seri, 1 kalah).
- Brasil kini tidak terkalahkan pada 29 pertandingan kandang secara berturut-turut, dengan kekalahan terakhir mereka terjadi saat melawan Paraguay pada Agustus 2002.
- Mereka hanya satu kalah dari 23 pertandingan fase grup Piala Dunia mereka sejak 1970 (27 menang, 7 seri).
- Brasil hanya dua kali gagal melaju dari fase grup, pada 1930 dan 1966.
- Brasil tidak pernah tidak lolos dari fase grup Piala Dunia sejak terakhir kali turnamen ini diselenggarakan di Amerika Selatan (Argentina 1978).
- Brasil melancarkan 14 tembakan tanpa mencetak gol pada Piala Dunia 2014 (sejak gol Oscar versus Kroasia).

Kamerun
- Kamerun kalah pada enam laga Piala Dunia terakhir yang adalah kekalahan beruntun terpanjang yang dialami sebuah negara Afrika
- Kameran hanya sekali menang pada 15 laga Piala Dunia terakhirnya (4 seri, 10 kalah)
- Ini kelima kalinya Kamerun tersisih secara beruntun dari fase grup, dan total enam kali dari tujuh keikutsertaan Kamerun pada Piala Dunia. Tidak ada satu pun tim yang tersisih tujuh kali berturut-turut pada Piala Dunia sejak Meksiko pada 1950-an (sembilan laga)
- Singa Tangguh melewati 13 laga Piala Dunia berturut-turut tanpa mencetak gol lebih dari satu sejak seri 2-2 melawan Swedia pada 1994. Rekor paling lama sebelumnya dipegang Uruguay dengan 18 kali berturut-turut, pada 1970 - 2002.
- Kamerun gagal mencetak gol pada dua laga fase grup pertamanya. Mereka tidak pernah lolos dari Piala Dunia tanpa mencetak satu pun gol.
- Samuel Eto'o mencetak tiga gol terakhir Kamerun pada Piala Dunia.
- Kamerun melepaskan 30 tembakan pada Piala Dunia ini, tetapi hanya tiga yang mencapai target.
- Kamerun hanya pernah satu clean sheet pada 18 pertandingan Piala Dunia terakhirnya.

Prediksi hasil pertandingan:
- Goal.com: 3-0 Brasil, 4-0 Brasil, 2-0 Brasil
- Telegraph: 3-0 Brasil
- Umum: 3-0 Brasil

Sumber: BBC, SkySports, mlssoccer.com, Goal.com, dan Telegraph

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014