saya tidak menganggap Anda orang yang berada di posisi itu lagi"
Sao Paulo (ANTARA News) - Para pejabat top sepak bola Eropa Selasa waktu Brasil dengan terbuka menyeru Sepp Blatter mengakhiri kekuasaannya sebagai Presiden FIFA di tengah tuduhan korupsi di balik jadinya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Michael van Praag, bos asosiasi sepak bola Belanda, menyebut Blatter semestinya berhenti ketika masa jabatangnya berakhir tahun depan.  Seruan serupa disampaikan David Gill, wakil ketua Football Association Inggris.

Blatter (78) secara resmi telah membuka kongres tahunan FIFA di Sao Paulo tanpa menyinggung serangan kepadanya dan kontroversi korupsi.

Dia diperkirakan akan memanfaatkan kongres tersebut untuk mengumumkan pencalonannya lagi sebagai bos FIFA untuk empat tahun berikutnya.

"Bapak Blatter, ini bukan soal pribadi, tapi jika Anda melihat reputasi FIFA dalam tujuh atau delapan tahun terakhir, reputasi ini dikaitkan dengan segala jenis korupsi dan semua hal yang berkaitan dengan jejaring orang-orang lama," kata Van Praag kepada Blatter.

"FIFA punya presiden eksekutif dan Anda tidak berusaha mempermudah diri Anda sendiri dan saya tidak menganggap Anda orang yang berada di posisi itu lagi," sambung dia.

Menurut pejabat FIFA, Blatter menjawab seruan Van Praag itu bahwa dia tidak akan mengundurkan diri.

Sementara itu David Gill dari FA mengutarakan kekecewaannnya pada Blatter yang telah ingkar dari pendiriannya bahwa dia semestinya keluar tahun depan.

"Saya kira kita perlu debat penuh, jujur dan terbuka mengenai apa yang dibutuhkan FIFA ke depan," kata Gill.

Presiden UEFA Michel Platini dianggap sebagai lawan utama Blatter pada pemilihan bos FIFA Mei tahun depan. Platini akan menentukan pencalonannya September kelak.

Blatter sendiri mendapat sambutan luas ketika berbicara kepada delegasi Afrika, Asia dan Amerika Utara-Karibia.

Blatter memimpin FIFA sejak 1998, namun tak pernah diliputi kontroversi sampai tuduhan bahwa Qatar mengeluarkan uang ketika FIFA memilih negara Teluk ini sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Qatar sendiri membantah keras melakukan kecurangan, namun tuduhan yang dilaporkan koran Inggris Sunday Times itu diperkirakan akan dibahas dalam kongres FIFA.

Penyelidik FIFA Michael Garcia sudah merampungkan laporannya namun dia tidak akan mengirimkan itu sampai pertengahan Juli nanti, sedangkan Blatter menyatakan tak ada keputusan yang keluar hingga September atau Oktober nanti.

FIFA menghadapi tekanan ketika lima dari enam sponsor besarnya, yang meraup ratusan juta dolar setiap tahun, telah diseru untuk diselidiki atas berbagai tuduhan.

Berbicara di depan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF), Bos FIFA ini berbalik menyerang kritik terhadapnya dengan menyebut rasisme berada di balik tudingan korupsi kepadanya.

Menurut Sunday Times, para pejabat CAF adalah di antara yang menerima uang Qatar.  Para anggota CAF menyambut Blatter dan sebaliknya mengecam tudingan suap itu.

Pekan lalu bos komite olimpiade Asia Sheikh Ahmad al-Sabah dari Kuwait menyebut tuduhan tersebut sebagai serangan rasis terhadap Arab.

Tetapi bos FA Greg Dyke mengaku telah berkata kepada Blatter bahwa tudingan itu tak ada hubungannya dengan rasisme, murni menyangkut korupsi.

Qatar mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Jepang dan Korea Selatan untuk menjadi tuan rumah turnamen 2022, kendati laporan teknik FIFA telah mengingatkan bahwa suhu panas selama Juni dan Juli di Qatar akan berisiko besar kepada kesehatan, demikian AFP.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014