Jakarta (ANTARA News) - Piala Dunia 1978 melahirkan banyak kontroversi mulai dari penunjukkan tuan rumah sampai gelaran finalnya.

Setelah 16 tahun di Eropa, Piala Dunia 1978 kembali digelar di Amerika Latin. Keputusan FIFA menunjuk Argentina mengundang kontroversi dan ancaman boikot karena situasi pemerintahan politik di negeri Tango tidak aman.

Beberapa negara yang lolos kualifikasi mempertimbangkan untuk memboikot dengan tidak menghadiri perhelatan tersebut. Namun, turnamen tetap dilaksanakan meskipun tidak dihadiri dua pemain bintang, Johann Cruyff dan Franz Beckenbauer, setelah mengalami percobaan penculikan.

Sebagai tuan rumah, skuad Argentina saat itu dikatakan cukup mewah karena diperkuat Mario Kempes, Daniel Passarella, Osvaldo Ardiles, Leopoldo Luque, dan kiper Ubaldo Fillol.

Saking mewahnya bahkan pelatih Luis Menotti tidak menyertakan Diego Maradona di kompetisi ini.

Meskipun skuad Argentina layak menjuarai Piala Dunia, sejumlah kalangan menilai beberapa kebijakan dalam turnamen cenderung menguntungkan tuan rumah bahkan ada dugaan pengaturan skor.

Kebijakan yang dianggap menguntungkan ketika Argentina mendapat jadwal bermain malam hari sehingga sudah mengetahui hasil lain di grup mereka.

Tuduhan pengaturan skor terjadi ketika Argentina menang dengan selisih empat gol melawan Peru untuk menjadi juara Grup B. Kemudian Tim Tango menang 6-0 dan komentator mengatakan kemenangan itu terlalu mudah.

Namun, tuduhan pengaturan skor yang melibatkan penjaga gawang Peru tersebut tidak terbukti.

Pada babak final Belanda yang ditaklukkan Argentina 3-1 menolak konferensi pers karena tim Tango dianggap curang dengan menunda kick-off.

Catatan khusus

Tahun 1976, Argentina mengalami kudeta militer dan sejumlah negara ingin memboikot turnamen ini karena militer memimpin dengan kekerasan, meskipun boikot akhirnya tak terjadi.

Pada menit akhir laga putaran pertama Brazil vs Swedia, Zico menyundul bola memanfaatkan sepak pojok. Namun wasit Clive Thomas menganulir gol dan mengatakan ia sudah akhiri laga ketika bola berada di udara. Skor akhir tetap 1-1, padahal bola sundulan Zico masuk ke gawang Swedia.

Teknologi pertelevisian di Argentina yang masih hitam putih tidak mampu membedakan motif kaus ketika Hungaria melawan Prancis.

Seorang biarawati ditangkap ketika mencekik seorang pria yang bersorak ketika Austria menang 3-2 atas Jerman Barat

Argentina dianugrahi FIFA Fairplay meskipun banyak kontroversi sepanjang turnamen.

Negara peserta

Afrika: Tunisia    
Asia: Iran    
Eropa: Austria, Perancis, Jerman Barat,  Hungaria, Italia, Belanda, Polandia, Skotlandia, Spanyol, Swedia

America: Meksiko, Argentina, Brasil, Peru

Juara: Argentina
Runners-Up: Belanda
Ketiga : Brasil
Keempat : Italia

Golden Shoe: Mario Kempes(Argentina) - 6 gol
Best Young Player: Antonio Cabrini (Italia).

Pewarta: Alviansyah IW Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014