Toni sangat pandai, cemerlang. Ia mampu melepas operan secara brilyan dan mampu melepas tembakan dengan keras dan tepat sasaran.
Jakarta (ANTARA news) - Bincang-bincang soal etos kerja silakan menangkap kata kuncinya, yakni bukan sekedar basa-basi. Bukan sebatas omong sana-ngobrol sini kemudian menyeruput kopi hangat seraya merancang urusan sana-urusan sini yang saling menguntungkan.

Bicara etos kerja, silakan meminjam ungkapan klasik Latin, Do ut facias, yang artinya, saya memberi agar Anda melakukan apa yang saya perintahkan.

Urusan etos kerja hendaknya jangan diciutkan hanya dalam urusan perusahaan, tetapi bisa juga dalam kantor swasta atau pemerintah.

Perusahaan yang dibangun pagi siang malam, tidak dirancangbangun dengan hanya basa-basi, apalagi dipandu dengan ungkapan klasik Latin yang populer berlaku di dunia kerja, bahwa saya (bos) memberi, supaya Anda (sebagai pekerja) juga memberi. Do ut des!

Ingin lebih terang benderang memahami apa dan bagaimana etos kerja? Peristiwanya, Real Madrid mendapatkan gelandang timnas Jerman, Toni Kroos.

Ia direkrut dari Bayern Muenchen dengan nilai transfer sebesar 30 juta euro atau sekitar Rp475 miliar. Pemain berusia 24 tahun itu diikat dalam kontrak dengan durasi enam tahun bagi kubu "Los Merengues".

Kroos memiliki etos kerja yang dapat diibaratkan dengan menggunakan dua kata kunci dunia kuliner "renyah gurih".

Etos kerja yang renyah gurih artinya setiap mereka yang terlibat dan tergabung dalam perusahaan hendaknya memiliki dan mempraktekkan kerja bersungguh-sungguh ketika menghadapi badai kompetisi yang makin menjulang layaknya pencakar langit di kota-kota metropolitan.

Bekerja bersungguh-sungguh, di mata Kroos, diwujudkan dalam sederet gelar. Bersama Bayer Muenchen, ia mendulang sukses dengan melabuhkan tiga gelar Bundesliga dan Liga Champins 2012/13. Etos kerja ternyata bukan sebatas menyentuh kerja perorangan, melainkan kerja bareng yang berbuah pencapaian target.

Mengapa sebuah perusahaan dapat meraih sukses, sementara perusahaan lain hanya sebatas macan kertas dalam onggokan program sana-program sini? Teliti dan simak benar-benar, pernyataan Presiden El Real, Florentino Perez ketikan menyambut kedatangan Kroos ke markas Santiago Bernabeu.

"Alfredo Di Stefano pasti akan puas dengan perekrutan ini. Toni, selamat datang di Real Madrid. Anda memiliki mental pemenang dengan banyaknya gelar yang diraih di usia muda. Tim ini kedatangan seorang pemain hebat," kata Perez sebagaimana diwartakan As.

Ketika disinggung mengenai mentalitas pemenang, yang merupakan soko guru dari etos kerja yang renyah gurih, maka Kroos mengatakan, "Sangat bangga menjadi bagian dari klub ini. Terima kasih saya haturkan kepada klub ini, kepada Real Madrid yang memberikan kesempatan untuk membela tim terbaik di dunia. Saya ingin memenangi gelar bersama dengan Madrid," kata pemakai jersey bernomor punggung delapan itu.

Baik Perez maupun Kroos sama-sama menyarikan etos kerja, yakni nilai-nilai (values), bagaimana tampil berbeda.

Bicara tentang etos kerja, bicara tentang hal yang unik yang ada dalam diri seorang pribadi. Implikasinya, memberangus hal yang unik dalam diri pribadi, atau coba-coba menyeragamkan seseorang atau sekelompok orang sama bobotnya dengan mengikis etos kerja.  

Perez menyebut Kroos sebagai pribadi yang unik, pribadi punya kelebihan yang dapat disumbangkan dan diberikan kepada Madrid.

Perez juga mencetuskan sebuah "value statement' yang tepat mendarat agar seluruh punggawa mengetahui dan memahami "mengapa" mereka harus bekerja di lingkungan kerja secara bersama, bukan bekerja sendiri-sendiri dengan berorientasi kepada pemenuhan kocek pribadi agar makin tambun.

Madrid sudah membuat kalkulasi dengan dipandu pertanyaan yang diawali kata "mengapa". Mengapa Kroos direkrut ke El Real?  Renyah gurih, nyata-nyata Kroos tampil menawan selama Piala Dunia dengan mencetak dua gol dan menciptakan empat assist.

Dengan mengandalkan kredo 4-2-3-1, Kroos bisa diandalkan sebagai pemain yang mampu menunjang arus serangan, dengan beroperasi di belakang penyerang.

Di bawah naungan format klasik 4-4-2, pemain anyar Madrid ini bisa berfungsi dengan bermain sebagai salah satu dari roh permainan berpola "double pivot" di lini tengah, bersama Xabi Alonso atau Luka Modric.

Bukan tanpa alasan, bila mantan kapten timnas Jerman Lothar Matthaus yakin bahwa Kroos pantas menyandang predikat sebagai pemain "jenius", karena mampu memberi dimensi baru kepada racikan taktik yang dirancang dan diterapkan oleh pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti.

Kedatangan Kroos membawa pembaruan di langit sepak bola La Liga. Matthaus mengutarakan kepada Marca, "Saya mengucapkan selamat kepada Real Madrid, karena mereka memporoleh pemain yang jenius. Pada saat yang sama, saya lebih memilih agar dia justru tetap bertahan di Muenchen."

"Toni sangat pandai, cemerlang. Ia mampu melepas operan secara brilyan dan mampu melepas tembakan dengan keras dan tepat sasaran. (Cristiano) Ronaldo dan (Gareth) Bale benar-benar dapat berdaya dan berfungsi optimal, begitu pula dengan (Arjen) Robben dan (Franck) Ribery, dalam beberapa tahun ke depan."

"Ia bukan hanya sebatas gelandang tengan, ia lebih dari sekedar 'false nine' yang harus aktif beroperasi di lini tengah, di belakang para penyerang," kata Matthaus.

Bicara soal etos kerja, Kroos memiliki "values", yakni berfungsi sebagai gelandang multi-fungsi yang mampu menjiwai dan melumasi mesin perang Jerman. Di ajang Piala Dunia, Kroos mampu secara total melepas umpan rata-rata per pertandingan sebanyak 83 umpan. Ini belum terhitung umpan-umpan pendek yang ia lepaskan.

Menurut catatan situs Whoscored.com, Kroos menjadi salah satu pemain Jerman yang mampu melewati enam laga dengan penampilan gemilang. Etos kerja inilah yang ditawarkan oleh Kroos untuk membawa Real Madrid meraih sukses di Benua Biru.

Ternyata, Kroos tidak hanya menulis etos kerja di dinding perusahaan. Dia lebih memandu dirinya dengan memegang teguh dua kata cespleng dalam dunia kerja, yakni "do's and don't".

"Willkommen, Toni Kroos!" alias selamat datang, Toni Kroos!

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014