Rio de Janeiro (ANTARA News) - Direktur perusahaan mitra FIFA yang manangani penjualan tiket Piala Dunia telah dibebaskan dari tahanan polisi, sehari setelah ditangkap terkait investigasi jaringan yang secara ilegal menjual tiket-tiket pertandingan pesta bola dunia itu.

Ray Whelan, mantan agen pesepakbola legendaris Inggris Bobby Charlton, yang juga direktur Match Hostipatality, ditangkap di pantai mewah depan Hotel Copacabana Palace di Rio de Janeiro--dimana Presiden FIFA Sepp Blatter dan pejabat FIFA lainnya tinggal selama putaran final Piala Dunia.

Ia ditangkap sehari setelah 11 orang ditangkap dalam penggerebekan untuk membongkar jaringan penjual tiket ilegal Piala Dunia.

Namun, Match Hospitality melalui direktur medianya Andreas Herren--seorang mantan kepala komunikasi di FIFA--mengeluarkan pertanyaaan pada Selasa bahwa pria Inggris berusia 64 tahun itu telah dibebaskan.

"Ray Whelan telah dibebaskan dari tahanan polisi dan akan membantu polisi dengan keterangan-keterangan lebih lanjut."

"Match (Hospitality) sepenuhnya percaya bahwa fakta-fakta akan membuktikan kalau dia tidak melanggar hukum."

"Match akan terus mendukung penuh semua investigasi polisi, dimana kami percaya akan pembebasan penuh Ray."

"Sementara ini, Ray Whelan, sebagai personel Match akan terus bekerja pada area operasional tanggung jawab kami dalam tujuan mengantar sukses Piala Dunia FIFA 2014 Brasil."

Polisi mengatakan sindikat penjualan tiket ilegal telah menjual ribuan tiket senilai jutaan dolar, termasuk pada Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea.

Skandal ini merupakan pukulan terbaru bagi FIFA, yang telah berjuang melawan tuduhan bahwa anggotanya menerima suap dari seorang pejabat sepak bola Qatar untuk mengamankan dukungan kampanye emirat memenangkan tuan rumah putaran final Piala Dunia 2022.

Salah satu pemegang saham Match Hospitality adalah Infront Sports and Media yang berbasis di Swiss, dipimpin oleh Philippe Blatter, keponakan Presiden FIFA Sepp Blater.

Seorang Prancis-Aljazair yang menjadi tersangka, Mohamadou Lamine Fofana, awalnya dianggap bertanggungjawab atas skema itu setelah ia di antara 11 orang yang ditangkap minggu lalu di Rio dan Sao Paulo.

Tapi kecurigaan berpindah ke individu di Match Hospitality, agen resmi tiket Piala Dunia, yang menjual paket-paket deluxe termasuk suite pribadi di stadion dan katering.

"Whelan membantah menegoisasikan tiket-tiket dengan Francis-Aljazair Mohamadou Lamine Fofana selama Piala Dunia, tapi kami punya bukti. Kami punya 900 rekamanan telepon (yang disadap) antara keduanya selama turnamen ini," kata penyidik Fabio Barucke kepada wartawan.

Penyelidikan sedang memeriksa tujuh tersangka lainnya, tetapi tidak Barucke tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Polisi mengklaim Whelan memberikan tiket VIP ke Fofana yang awalnya untuk sponsor, organisasi non-pemerintah, dan kerabat pemain. Fonfana kemudian menjualnya secara ilegal dengan bantuan agen-agen perjalanan dan kontak-kontak sepakbola.

Otoritas mengatakan minggu lalu, pejabat FIFA sepertinya terlibat dalam skema ini dan federasi sepakbola Brasil, Spanyol, serta Argentina juga diinvestigasi.

Juru bicara FIFA Delia Fischer mengatakan organisasi "mencatat" penahanan Whelan dan mereka terus bekerjasama dengan para penyelidik, demikian AFP melaporkan.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014