Jakarta (ANTARA News) - Mantan pemain Manchester United Rio Ferdinand menilai pendukung Setan Merah pasti tak sabar menanti Louis van Gaal setelah pelatih baru MU yang tengah menukangi Belanda itu secara jenius membuat skema-skema brilian pada Piala Dunia 2014 yang membawa Oranje selalu bisa keluar dari lubang jarum.

Salah satu bukti kejeniusan Van Gaal adalah saat memasukkan kiper Newcastle United Tim Krul untuk menggantikan kiper Jasper Cillessen, hanya beberapa detik sebelum tuntasnya babak perpanjangan waktu perempat final Piala Dunia Belanda versus Kosta Rika.

Pada pertandingan terakhir babak perempat final Piala Dunia 2014 di Arena Fonte Nova, Salvador itu, Belanda dan Kosta Rika tetap 0-0 sampai beberapa detik sebelum laga 120 menit berakhir.

Tak dinyana, Van Gaal menukar Cillessen dengan Krul. Hasilnya, Belanda lolos ke semifinal Piala Dunia 2014 untuk menantang Argentina.

Tim Krul sukses memblok dua tendangan Kosta Rika untuk membawa Belanda menang 4-3.

Sanjungan tumpah kepada sang pelatih, namun striker Robin van Persie sudah menyanjung Van Gaal manakala Belanda lolos dari lubang jarum untuk berbalik menang  2-1 dari Meksiko pada 16 Besar, setelah Van Gaal memasukkan striker bertubuh besar Klaas Jan Huntelaar menggantikan van Persie.

Tapi, keputusan paling fantastis Van Gaal adalah saat menarik Cillessen beberapa detik sebelum babak perpanjangan waktu usai untuk digantikan Tim Krul, hanya demi "berjudi" menghadapi adu tendangan penalti.

Mengutip SkySports, Van Gaal adalah manajer yang kerap menentang arus, namun menukar Cillessen dengan Krul adalah ide paling liar yang bisa menempatkan dia dalam ancaman dikecam media dan rakyat Belanda jika formulanya gagal.

Untuk soal mempertaruhkan reputasi, striker Italia Luca Toni yang pernah di bawah Van Gaal sewaktu sama-sama berada di Bayern Munchen, memiliki dua kata untuk menggambarkan siapa Van Gaal, yakni bernyali besar.

Toni menyebut Van Gaal pelatih yang senang mengambil keputusan-keputusan sulit, kendati reputasinya dipertaruhkan, seperti saat memasukkan Tim Krul yang membalas tuntas kepercayaan van Gaal dengan mematahkan dua tendangan Kosta Rika yang salah satunya tendangan penentu dari Michael Umana.

Van Persie sendiri berusaha memahami jalan pikiran Van Gaal dengan menyampaikan kalimat positif untuk Krul. "Kami tahu Tim sangat bagus dalam menahan penalti," Van Persie.

Meruntuhkan mental

Padahal, catatan Krul dalam menahan tendangan penalti tidak sebagus disebut van Persie. Dia hanya sekali mementahkan tendangan penalti dari 20 tendangan penalti yang dihadapinya selama lima tahun membela Newcastle United.

Untuk itu, SkySports menyebut pemilihan Krul adalah lebih dimotivasi kepentingan psikologis, bukan taktik.

Ini lebih kepada permainan pikiran dengan tujuan utama merusak kondidi psikologis skuat Kosta Rika selama adu penalti.

Logikanya begini, memasukkan Krul akan berarti membuat Kosta Rika kaget.  Ketika kekagetan tercipta, maka muncul ketidakmenentuan. Ketika perasaan tidak menentu hadir, maka bimbang dan ragu pun menyelimuti tim, terutama penjaga gawang dan para penendang dalam adu penalti.

Hasilnya dua eksekutor tendangan Kosta Rika menjadi gamang sehingga tendangan mereka terbaca mudah oleh Tim Krul.

Mereka terjebak dalam perangkap permainan pikiran Louis Van Gaal, apalagi Krul terlihat berusaha meruntuhkan mental para penendang Kosta Rika dengan mendekati dan menyampaikan kata-kata kepada mereka.

"Saya meruntuhkan mental mereka. Anda berusaha melakukan apa saja tanpa terlihat terlalu agresif," kata Krul seperti dikutip BBC Sports.

Pemikiran lainnya adalah Van Gaal berusaha merusak apa yang sudah menjadi pengetahuan Kosta Rika mengenai kualitas gawang Belanda.

Pelatih Kosta Rika Jorge Luis Pinto sangat mungkin sudah mempelajari prilaku Cillessen saat menghadapi tendangan penalti.

Mereka sudah bersiap dengan strategi bagaimana menaklukkan Cillessen.

Celakanya, persiapan mereka itu dirusak oleh keputusan Van Gaal memasukkan kiper yang sama sekali belum mereka pelajari dan uji.

Namun bisa saja kesuksesan Belanda itu adalah buah dari bagaimana strategi-strategi dipersiapkan untuk mengalahkan Kosta Rika, termasuk skenario adu penalti.

"Special One" Piala Dunia


Oranje sangat mungkin sudah bersiap untuk skenario adu penalti, apalagi dalam empat dari lima kali tampil pada adu penalti di turnamen-turnamen besar, Belanda selalu gagal.

Jelas ini strategi yang sudah dipikirkan matang-matang oleh Van Gaal.

Krul sendiri sudah mendapat isyarat dari pelatih khusus penjaga gawang Frans Hoek bahwa dia memang bagian dari persiapan itu.

"Hoek mendekati saya dan bilang 'Jika kami masih punya satu pemain pengganti tersisa, maka itu adalah peluang bagi kamu untuk masuk,'" aku Krul kepada tv Belanda NOS.

Jelas Van Gaal sudah berencana, dan itu termasuk fomula heroiknya memindahkan beban dari para pemain penendang penalti, kepada dia dan Tim Krul.

Karena, kalau pun Belanda kalah dalam adu penalti, maka yang disalahkan pendukung Belanda adalah Louis van Gaal yang nekad berjudi mengganti kiper.  Ini bentuk ketidakegoisan, tulis SkySports.com.

Sebaliknya, beban para penendang Belanda menjadi lebih ringan, sedangkan Krul tertantang untuk membalas kepercayaan sang pelatih.

Kosta Rika sendiri menjadi kurang bahan dalam mengenali kompetensi dan kualitas Tim Krul di muka gawang.

Akibatnya, perhatian tidak lagi tertuju pada bagaimana bola dimasukkan, melainkan kepada menaksir kekuatan penjaga gawang.

Konsekuensinya, dua penendang Kosta Rika goyah untuk kemudian melepaskan tendangan yang dengan gampang bisa dibaca Krul.

Akhirnya, mimpi semifinal Kosta Rika pun punah, sedangkan Belanda selangkah lagi dalam mengulang final empat tahun lalu dengan menghadapi dahulu Argentina di semifinal.

Intinya, para pemain Belanda telah membuktikan kehebatannya, tapi di atas kehebatan mereka ada pelatih hebat yang disebut Rio Ferdinand paling istimewa pada Piala Dunia kali ini.

Rio, seperti dikutip Daily Mail, bahkan menyebut Louis Si Pelatih sebagai "Special One", julukan yang selama ini melekat pada pelatih Chelsea Jose Mourinho.




Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014