Cuaca panas dan faktor kelembapan dapat saja mempengaruhi setiap orang, tapi saya tidak terlalu peduli dengan kondisi cuaca.
Recife (ANTARA News) - Kosta Rika sedang berada di atas angin setelah menekuk Uruguay dalam laga perdana Piala Dunia 2014.

Pasukan asuhan pelatih Jorge Luis Pinto tidak ingin terbuai oleh angin sepoi-sepoi dari kenikmatan duduk di tahta kekuasaan, karena jagat sepak bola memberi pelajaran bahwa segala sesuatu dapat saja terjadi, "hari ini engkau menang, besok belum tentu engkau menang juga".

Kemenangan dalam jagat sepak bola tidak dapat dibeli bahkan dirayu dengan perkoncoan didasari oleh persamaan kepentingan apalagi kesepakatan bagi-bagi rejeki.

Secara benderang, Kosta Rika sedang mencari formula tepat mengalahkan Italia dalam laga kedua babak penyisihan di Grup D yang diadakan di Stadiin Arena Pernambuco, Recife, Jumat malam, pukul 23.00 WIB. Pertandingan itu akan ditayangkan secara langsung oleh ANTV dan TVone.

Baik Italia maupun Kosta Rika sama-sama merasa buaian Dewi Fortuna. Kosta Rika membuat kejutan dengan menekuk juara dunia dua kali, Uruguay, dengan skor 3-1 di laga perdana grup D (14/6). Sementara Italia mengalahkan Inggris dengan skor 2-1.

Los Ticos, sebutan bagi skuad Kosta Rika maju menantang Italia berbekal tuah dari predikat sebagai tim underdog. Kemenangan Kosta Rika atas Uruguay dihasilkan dari skema permainan menawan. Joel Campbell dan kawan-kawan tampil agresif, bersemangat dan bertenaga.

Jelas, bahwa Gli Azzurri tidak dapat menganggap enteng Kosta Rika. Dan pelatih Italia Cesare Prandelli telah bersiap dengan racikan strategi untuk membongkar pagar lima pemain Kosta Rika. Campbell dan Bryan Ruiz dikenal sebagai sprinter handal.

Tidak bisa tidak, tenaga Andrea Pirlo dan kawan-kawan dapat terkuras karena suhu di Recife bisa lebih panas dia tiga derajat celsius dibandingkan dengan Mangaratiba. Los Ticos bakal terus menekan, sementara Azzurri dihadang catatan kurang mulus soal sindroma laga hari kedua di fase grup turnamen akbar sekelas Piala Dunia.

Hanya saja, sepak bola bukan hitungan-hitungan serba ngepas layaknya Matematika. Di luar turnamen sekelas Piala Dunia dan Piala Eropa, Italia pernah memetik kemenangan dalam partai matchday 2 fase grup.

Pada Piala Konfederasi 2013 antara Italia melawan Jepang, Azzurri menang 4-3, meski harus tertinggal lebih dulu 0-2. Dan laga itu digelar di Arena Pernambuco, Recife, yang juga bakal menggelar duel Italia verus Kosta Rika nanti.

Italia membongkar habis-habisan susunan pemain ketika mereka bertanding mengalahkan Inggris. Bek-tengah Gabriel Paletta diberi kesempatan menggantikan posisi full-bek yang selama ini dihuni Ignazio Abate.

Giorgio Chiellini menempati posisi di lini tengah, sementara Abate lebih didorong ke kanan, dengan Matteo Darmian berada di kiri karena Mattia De Sciglio seang dibekap cedera. Thiago Motta diharapkan berperan sebagai pendukung Marco Veratti di lini gelandang.

Penjaga gawang Gianluigi Buffon sudah ikut berlatih bersama rekan-rekannya satu tim. Ia absen ketika melawan Inggris karena mengalami cedera pergelangan kaki. Bek tengah Andrea Barzagli masih diragukan fit akibat problem pada tandon tumit kirinya. Posisinya besar kemungkinan diisi oleh Leonardo Bonucci.

Di kubu Kosta Rika, tentunya pelatih Pinto tidak ingin mengubah tim yang telah tampil bagus ketika mampu mengalahkan Uruguay.

Mereka tetap berpegang teguh kepada trio pertahanan yang kokoh, dengan menurunkan Junior Diaz dan Cristian Gamboa yang berperan sebagai bek sayap. Sementara Bryan Ruiz menempati posisi sebagai gelandang. Pergerakan pemain ini bersama Campbell bakal mengancam lini pertahanan Italia.  
 
Komentar dua pelatih:

Cesare Prandelli (Italia):
"Sejauh yang saya amati mengenai penampilan tim-tim Amerika Selatan, mereka punya nilai tambah, tidak melulu karena mereka terbiasa dengan suhu di sini, tetapi karena mereka tampil dengan eksplosif dibandingan dengan tim-tim asal Eropa. Ini berdasarkan data yang saya lihat dan pelajari, sementara tim-tim asal Eropa tampil lebih (defensif). Mereka tampil lebih tahan gempuran."

"Kami sudah siap. Kami tidak ingin mencari-cari alasan. Kondisi cuaca tidak lantas membuat kami gentar. Sebagai tim, mereka punya kecepatan. Sehingga besok, saya berusaha membuat mereka kelabakan...meski kami harus ekstra memutar otak untuk meracik dan menemukan taktik jitu di lapangan."

"Cuaca panas dan faktor kelembapan dapat saja mempengaruhi setiap orang, tapi saya tidak terlalu peduli dengan kondisi cuaca. Saya hanya memperhatikan dengan seksama apa yang terjadi di lapangan. Apakah cuacanya panas atau tidak, toh kami harus bertanding, kamu harus berlari, sehingga tidak ada alasan. Italia akan berlaga dan berlari. Mereka toh mampu bertanding dan berlari di Manaus yang nota bene cuacanya lebih panas."  

Jorge Luis Pinto (Kosta Rika):

"Kami berharap tampil lebih bak lagi dibandingkan ketika kami melawan Uruguay...Kami tahu bahwa Italia tampil sebagai lawan yang tidak mudah dikalahkan. Kami harus berjuang sama ketika kami mengalahkah Uruguay."

"Awalnya, banyak orang mengatakan kami tim yang tidak terlalu berkualitas, tim yang tidak mampu mendapat satu poin pun. Dan kami berpikir dan berjuang terus untuk memberi bukti. Banyak orang menyatakan bahwa Spanyol akan melawan Brasil di final, toh hal itu tidak terjadi juga."

"Benar bahwa kami berada di Grup Neraka, karena empat tik dari kami dikenal sebagai tim tangguh. Kami membulatkan tekad dan kami berbuat sesuatu dengan terus meracik taktik, bagaimana kami tampil dengan melakukan dribel, melakukan transisi, dan belajar dari kesalahan ketika kami melawan Uruguay. Itu saja."

Skema duel dua tim:

* Antonio Candreva vs. Júnior Díaz:
Candreva merupakan salah satu bintang Italia ketika mengalahkan Inggris dalam turnamen ini. Ia mampu bahu membahu bersama  dengan full-bek Matteo Darmian yang membuat lini depan Inggris kerepotan.

Tidak seperti Marchisio, maka Candreva berperan sebagai pemain sayap murni. Ia dikaruniai kecepatan dan kekuatan untuk mengirim operan-operan matang ke kotak penalti lawan. Jika ia mampu tampil seperti ketika menghadapi Inggris, maka bukan tidak mungkin barisan pertahanan Kosta Rika yang digalang oleh Junior Diaz bersua dengan mimpi buruk.

* Thiago Motta vs. Bryan Ruiz:
Dalam memainkan skema bertahan di lini tengah, Prandelli memberi kepercayaan kepada Thiago Motta yang dapat mengisi posisi playmaker Marco Veratti. Motta lebih didorong untuk memberi ancaman kepada barisan pertahanan Kosta Rika.

Bryan Ruiz, yang biasanya menemati posisi gelandang akan didaulat membantu pergerakan Jole Cambbell untuk menunjang daya gedor, sementara bek sayap cristian Gamboa bukan tidak mungkin membantu alur serangan. Jika Motta dapat mematikan pergerakan Ruiz maka Kosta Rika bakal menghadapi kesulitan.

Bek tengah Italia vs Joel Campbell:
Bermodal kecepatan dalam menjalin serangan, Inggris tidak kuasa menghadapi Italia. Ini tentu menjadi catatan tersendiri jika Kosta Rika ingin memasang Campbell sebagai striker tunggal. Pemain yang kini membela Arsenal ini dikenal punya kecepatan. Ini tentunya pekerjaan rumah besar bagi Andrea Barzagli dan Giorgio Chiellini.   

Data dan fakta:

Italia:
* Ini kali pertama Italia bertemu Kosta Rika dalam ajang Piala Dunia.
* Persentase operan Italia yang tepat sasaran mencapai 93 persen ketika melawan Inggris. Capaian ini merupakan rekor di Piala Dunia sejak 1966.   
* Kedua negara pernah bersua dalam laga persahabatan pada 1994 di Amerika Serikat. Giuseppe Signori mencetak gol semata wayang bagi kemenangan Italia.   
* Andrea Pirlo telah melepas 108 operan bagi Italia dalam laga perdana melawan Inggris.    
* Mario Balotelli telah mengemas 11 dari 13 gol bagi Italia dalam pertandingan-pertandingan menentukan.  
* Gianluigi Buffon, yang absen dalam laga perdana melawan Inggris, akan menyamai rekor empat kali memperkuat Italia di Piala Dunia. Pemain Italia yang lebih dulu meraih rekor serupa yakni Gianni Rivera, Giuseppe Bergomi, Paolo Maldini dan Fabio Cannavaro.

Kosta Rika:
* Pasukan asuhan Jorge Luis Pinto merupakan negara pertama yang menghadapi tiga tim mantan juara dunia Piala Dunia.
* Ticos mampu mencetak gol dalam enam pertandingan sebelumnya di ajang Piala Dunia melawan tim-tim asal Eropa.
* Cristian Bolanos dan Michael Umana merupakan dua pemain Kosta Rika yang pernah berlaga di Piala Dunia 2006.
* Kosta Rika boleh dibilang tim yang relatif lama panas. Sebanyak 12 gol dari 15 gol selama mereka ikut di Piala Dunia, justru diciptakan di babak kedua.

Prakiraan susunan pemain:
   
Italia (4-1-4-1):
Gianluigi Buffon (penjaga gawang); Matteo Darmian, Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli, Ignazio Abate; Daniele De Rossi; Claudio Marchisio, Thiago Motta, Andrea Pirlo, Antonio Candreva; Mario Balotelli.

Kosta Rika (5-4-1):
Keylor Navas (penjaga gawang); Júnior Díaz, Michael Umaña, Giancarlo González, Johnny Acosta, Cristian Gamboa; Christian Bolaños, Yeltsin Tejeda, Celso Borges, Bryan Ruiz; Joel Campbell.


Enam laga terakhir:

Italia:
14 Jun 2014  Inggris 1-2 Italia
 4 Jun 2014  Italia 1-1 Luksemburg
31 May 2014 Italia 0-0 Republik Irlandia
 5 Mar 2014  Spanyol 1-0 Italia
18 Nov 2013  Italia 1-2 Nigeria
15 Nov 2013  Italia 1-1 Jerman

Kosta Rika:
14 Jun 2014 Uruguay 1-3 Kosta Rika
 7 Jun 2014  Kosta Rika 1-1 Republik Irlandia
 3 Jun 2014  Kosta Rika 1-3 Jepang
23 Jan 2014  Chile 4-0 Kosta Rika
19 Nov 2013  Australia 1-0 Kosta Rika
16 Oct 2013  Kosta Rika 2-1 Meksiko

Prediksi hasil laga (Goal.com):
* Italia 2-0 Kosta Rika (25,58 persen)
* Italia 2-1 Kosta Rika (12,85 persen)
* Italia 3-1 Kosta Rika (12.03 persen)


Narasi atas prediksi:
* Italia bertumpu kepada Mario Balotelli yang akan menempati posisi striker. Pemain bernomor punggung sembilan ini bakal menjadi sosok pemain kunci. Ia mencetak gol kemenangan bagi Azzurri ketika mengalahkah skuad Three Lions. Hanya saja posisinya dapat digantikan oleh Ciro Immobile.

* Kosta Rika mengandalkan Joel Campbell, striker yang mengenakan nomor punggung 12. Penampilannya sungguh merepotkan skuad Uruguay. Lini pertahanan Italia bakal menghadapi ujian dari pergerakan eksplosif pemain ini. Ia bakal bersinergi bersama dengan Christian Bolanos.  

* Jika Kosta Rika tampil sebaik ketika mengalahkan Uruguay dengan skor 3-1, maka bukan tidak mungkin Italia bakal kerepotan, meski tidak bisa dianggap remeh peran Andrea Pirlo. Italia bakal memainkan gaya sepak bola yang efektif dan efisien menghadapi agresivitas pemain-pemain Kosta Rika.

* Italia memang bukan Uruguay, artinya Kosta Rika tidak mudah juga bisa mengalahkan Italia. Kemampuan perorangan dan skill individual para pemain asuhan Prandelli umumnya di atas rata-rata. Sementara skuad Los Ticos masih jauh dari Italia.

Prediksi hasil laga menuru editor Antaranews.com:
Italia: 2
Kosta Rika: 0  

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014