Sao Paulo (ANTARA News) - Pemain belakang Kroasia Dejan Lovren sangat marah dan menganggap penalti yang diberikan kepada lawan saat Brasil mengalahkan Kroasia 3-1 pada pertandingan pembuka Piala Dunia, Jumat dini hari WIB, itu sebagai "skandal".

Tim yang tidak diunggulkan, Kroasia secara mengejutkan unggul lebih dulu ketika Marcelo menyarangkan bola ke gawangnya sendiri pada pertandingan Grup  A tersebut sebelum Neymar menyamakan kedudukan di hadapan penonton yang bersorak-sorai di Corinthians Arena.

Namun tim asal Eropa itu bertahan pada babak kedua sampai wasit asal Jepang Yuichi Nishimura menunjuk titik putih setelah Fred mundur kearah Lovren dan jatuh.

"Saya kira wasit ini tidak layak berada di sini," kata pemain Southampton itu seperti dikutip AFP. "Saya tidak tahu untuk (alasan) apa dia layak berada di sini. Ini sungguh mengecewakan bagi kami karena saya rasa kami memainkan permainan bagus melawan tim besar Brasil."

"Dua miliar orang saya kira menyaksikan bahwa itu bukan penalti. Saya tidak menyentuh dia."
 
"Kami sungguh kecewa, tetapi apa yang bisa Anda lakukan melawan 12 pemain? Anda tidak bisa apa-apa," tambahnya.

"Saya sedih, itu saja, karena kami memainkan pertandingan yang bagus dan wasitnya -- ini bukan kesalahan, ini skandal. Ini skandal bagi semua orang, ini skandal bagi FIFA. Saya kira wasit ini tidak seharusnya ada di Piala Dunia."

Pelatih Kroasia yang frustasi Niko Kovac mengatakan wasit tersebut "di luar perhatiannya"

"Jika siapapun melihat itu adalah penalti, biarkan mereka mengangkat tangan. Saya tidak bisa mengangkat tangan saya, saya tidak melihatnya," kata Kovac.

"Jika Anda terus di sini maka akan ada 100 penalti sepanjang Piala Dunia."

Kovac menyatakan pemberian penalti itu sebagai "konyol", lalu menambahkan bahwa ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mengatakan pada konferensi pers, Rabu, bahwa ia akan  "terus mengawasi wasit".

"Jika kita terus dengan cara seperti ini kita akan mempunyai sirkus," katanya lalu menambahkan bahwa pemain kelas dunia membutuhkan wasit kelas atas.

Kovac mengatakan ia merasa timnya pantas setidaknya mendapat satu poin, dengan memuji para pemainnya atas penampilan mereka di depan dukungan suporter tuan rumah yang bersemangat.

Ia mengatakan ia tidak menyalahkan Fred karena tersandung, meskipun ia mempertanyakan apa yang membuarnya jatuh ke rumput.

"Saya tidak bisa menyalahkan Fred karena setiap orang berusaha melakukannya. Ini bagian dari olahraga itu, suka atau tidak. Ini bagian dari parsel sepak bola."

"Yang saya inginkan adalah wasit yang teguh pada hukum  pertandingan, menerapkannya pada kedua tim. Wasit berada di tempat yang baik, ia tidak tertutup pandangannya, ia melihat semuanya dan ia mengambil keputusan."

Namun Scolari mengatakan wasit itu benar menyatakan penalti.

"Bagi saya itu penalti. Saya telah melihatnya 10 kali sekarang dan saya kira itu penalti," katanya. Ia menambahkan bahwa ia memahami reaksi Kovac.

Ketua FIFA Sepp Blatter, Rabu, memanggil para manajer untuk diberi dua kali kesempatan "challenge" (minta tayangan ulang) per pertandingan kalau mereka ingin mengecek keputusan kunci wasit melalui video tayangan ulang.

Cara tersebut mengadaptasi sistem yang juga digunakan dalam tenis dan kriket serta menggunakan teknologi garis gol yang digunakan pertama kali dalam Piala Dunia di Brasil, demikian AFP

Penerjemah: Fitri Supratiwi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014