Jakarta (ANTARA News) - Di pentas final Piala Dunia 2014 Brazil, bakal ada dua figur sentral bernama Luis Suarez.

Luis Suarez yang pertama adalah striker Liverpool yang sukses memuncaki daftar top scorer Liga Utama Inggris (Premier League) dan bakal memimpin Uruguay merebut gelar juara dunia pertama mereka sejak tahun 1950.

Sementara yang kedua adalah Luis Fernando Suarez, warga negara Kolombia yang menjadi pelatih Honduras dan tengah berharap mendulang secercah sukses untuk tim yang dibesutnya saat berlaga di Brazil.

Luis Fernando Suarez memang tidak setenar Suarez penyerang Uruguay yang belum lama ini dinobatkan sebagai pemain terbaik Premier League. Namun, pelatih Suarez pernah menikmati sukses tersendiri di Piala Dunia tatkala ia memimpin Ekuador menekuk tim unggulan Polandia 2-0 saat Piala Dunia 2006 di Jerman.

Empat tahun kemudian pada 2010, Suarez seharusnya masih menjadi pelatih Ekuador untuk Piala Dunia 2010, namun sayangnya ia harus melepas jabatannya setelah Ekuador tereliminasi pada babak kualifikasi dan gagal melangkah ke Afrika Selatan.

Sementara bagi Honduras, kehadirannya di Brazil merupakan final Piala Dunia yang ketiga kalinya mereka ikuti. Terakhir, mereka lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Pada hajatan Piala Dunia di Afrika Selatan itu, Honduras belum mampu berbicara banyak. Berada di Grup H bersama dengan Spanyol, Cile, dan Swiss, Honduras finis sebagai juru kunci.

Sepanjang sejarah sepakbola Honduras, prestasi terbaiknya adalah menjadi runner-up Copa America 2001, meraih mahkota juara CONCACAF Gold Cup 1981, serta runner-up pada 1985 dan 1991.

Namun, Honduras juga sempat membuat kejutan di Piala Dunia 1982 Spanyol, karena mampu menahan imbang 1-1 Spanyol serta membuat tim Matador yang berstatus tuan rumah itu terancam tersingkir. Beruntung, Spanyol akhirnya menduduki urutan kedua di bawah Irlandia Utara dan akhirnya lolos ke babak selanjutnya. Sedangkan Honduras langsung tereliminasi.

Tidak hanya Spanyol, di ajang yang sama Honduras sempat pula menahan imbang Irlandia Utara 1-1 dan hanya kalah tipis 0-1 dari Yugoslavia. Meski tersingkir, penampilan Honduras di turnamen sepak bola tertinggi dunia kala itu cukup mengejutkan banyak pihak.

Sayangnya, setelah itu adanya kekacauan politik di negeri tersebut membuat hampir semua bidang terseok-seok, termasuk sepak bola. Namun, sekarang Honduras tampak mulai bangkit lagi. Kehadirannya kembali di Piala Dunia 2014, merupakan salah satu bukti konsistensi mereka mulai terjaga.



Ukuran Sukses

Konsistensi penampilan mereka di ajang Piala Dunia 2014 bakal dijadikan salah satu tolok ukur bagi kebangkitan kembali sepak bola Honduras.

Pada babak kualifikasi, tim besutan Suarez ini memang telah menunjukkan kemajuan yang cukup menjanjikan. Berada di Zona Amerika Tengah, Utara, dan Kepulauan Karibia (CONCACAF), Honduras mampu mengalahkan Meksiko dua kali.

Honduras juga sempat mengalahkan Amerika Serikat dalam pertandingan kandang. Meski kalah tiga kali, posisi mereka berada di peringkat tiga di bawah Amerika Serikat dan Kosta Rika hingga langsung lolos ke putaran final di Brazil.

Di Piala Dunia 2014 Brazil, Honduras Berada di Grup E dan mereka akan bertemu salah satu tim kuat Eropa, Perancis. Selain itu, mereka juga akan melawan kembali Swiss dan Ekuador.

Dalam dua kali keikutsertaan di Piala Dunia sebelumnya, Honduras memang selalu tersingkir di babak grup. Karenanya, pada kesempatan Piala Dunia tahun ini Honduras bertekad untuk memperbaiki prestasi, setidaknya minimal bisa meraih satu kemenangan dengan harapan lolos ke babak 16 besar.

Pada pertandingan pertama Piala Dunia 2014, Honduras akan menghadapi juara Piala Dunia 1998, Prancis di Porto Alegre pada 15 Juni. Selanjutnya pada pertandingan kedua, Honduras bakal meladeni tim yang pernah dibesut oleh pelatih mereka Luis Fernando Suarez, yaitu Ekuador, di Curitiba pada 20 Juni.

Honduras akan mengakhiri pertandingan Grup E Piala Dunia 2014 menghadapi tim yang mereka tahan seri di Piala Dunia 2010 lalu, yakni Swiss, di Manaus pada 25 Juni. Melihat peta persaingan di Grup E, peluang mereka untuk lolos ke babak selanjutnya cukup terbuka lebar, dengan catatan Suarez mampu membimbing anak-anak asuhnya merebut kemenangan saat melawan Ekuador dan Swiss.

Khusus menghadapi Ekuador, Suarez berhasrat besar membuktikan kemampuannya kepada mantan timnya, Ekuador.

Saat membesut Ekuador, Suarez ini bisa dibilang sukses setelah pada putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman, ia mampu membimbing Ekuador lolos ke 16 besar dengan menjadi runner-up Grup A bersama Jerman, Polandia, dan Kosta Rika.

Prestasi Suarez bersama Ekuador ini menjadi prestasi tertinggi Ekuador sepanjang keikutsertaannya di Piala Dunia. Sayangnya, langkah Ekuador itu terhenti setelah dikalahkan Inggris pada babak selanjutnya.

Kini, dia berkesempatan untuk kembali bertemu dengan Ekuador pada pertandingan keduanya pada Grup E. "Saya menatap hasil undian ini dengan selera yang tinggi. Akan tetapi dengan satu pengecualian, sesungguhnya saya tidak ingin bertemu Ekuador. Mereka berarti banyak bagi saya. Ekuador membantu saya mengembangkan karier dan saya berhutang banyak kepada mereka," kata Suarez.

Untuk mendukung misinya di ajang Piala Dunia 2014 Brazil, Suarez masing mengandalkan pemain-pemain veteran yang juga masuk dalam skuat Piala Dunia 2010, misalnya Victor Bernardez, Maynor Figueroa, Wilson Palacios, Jerry Palacios, Roger Espinoza, Oscar Bonike Garcia, Emilio Izaguirre.

Sementara untuk penyerang, Suarez mempercayakan kepada duet Jerry Bengtson dan Carlos Costly yang sepanjang babak kualifikasi Piala Dunia 2014 telah membuktikan diri sebagai dua pemain tertajam Honduras.

Jerry Bengtson menorehkan sembilan gol dan dua assist dari 12 kali bertanding. Sementara Carlos Costly mencetak tujuh gol dari 13 kali tampil. Duo striker Jerry Bengtson dan Carlos Costly ini juga bakal didukung gelandang serang Oscar Boniek Garcia. Oscar menjadi satu-satunya pemain Honduras yang selalu tampil di 16 pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2014.



Komposisi Tim Honduras:

Kiper: Noel Valladares (Olimpia), Donis Escober (Olimpia), Jose Mendoza (Marathon)

Bek : Maynor Figueroa (Hull City), Victor Bernardez (San Jose Earthquake), Emilio Izaguirre (Celtic), Brayan Beckeles (Olimpia), Juan Carlos Garcia (Wigan Athletic), Arnold Peralta (Rangers)

Gelandang : Wilson Palacios (Stoke City), Oscar Boniek Garcia (Houston Dynamo), Jorge Claros (Motagua), Marvin Chavez (Colorado Rapids), Roger Espinoza (Wigan Athletic), Edder Delgado (Real Espana), Luis Garrido (Olimpia), Andy Najar (Anderlecht), Bryan Acosta (Real Espana)

Penyerang: Carlo Costly (Real Espana), Jerry Bengtson (New England Revolution), Jerry Palacios (Alajuelense), Rony Martinez (CD Real Sociedad), Diego Reyes (Marathon)

Pewarta: Junaedi S
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014