Jakarta (ANTARA News) - Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat diklaim sebagai kembalinya sepakbola menyerang setelah "catenaccio" di populerkan Italia.

Untuk menyukseskan gaya main menyerang, FIFA mengubah aturan dengan memberi tiga poin kepada tim yang menang.

FIFA juga melarang kiper menangkap backpass dari kaki rekan satu timnya supaya gaya bertahan di daerah sendiri lebih sulit dilakukan.

Pada Piala Dunia 1994, juara bertahan Jerman Barat sudah melebur menjadi satu pada akhir 1990. Jerman masih mengandalkan pemain Rudi Voeller, Jurgen Klinsmann, dan Lothar Mathaeus. Meski juara grup, "Der Panzer" keok di tangan Bulgaria di perempat final.

Runner-up 1990, Argentina, juga tampil mengecewakan. Diego Maradona dipulangkan karena kasus penggunaan narkoba dan Gabriel Batistuta dkk disingkirkan Rumania 3-2.

Bulgaria tampil menawan dan lolos ke semifinal. Langkah Bulgaria ke final dikandaskan Italia berkat dua gol Roberto Baggio.

Baggio akan mengenang final 1994 sebagai momentum buruk karirnya karena gagal mengeksekusi penalti terakhir, sehingga Italia kalah 2-3 dari Brasil, setelah kedua tim bermain seri tanpa gol selama 120 menit.

Brasil menjadi tim paling solid di semua lini. Mereka hanya kebobolan tiga gol dalam tujuh laga. Duet penyerang Romario dan Bebeto menuai hasil manis. Romario pun diganjar anugerah Pemain Terbaik.

Turnamen ini juga tak diikuti sejumlah negara besar sepak bola seperti Prancis, Portugal, dan Uruguay karena menyangka Piala Dunia 1994 tidak akan menyedot banyak penonton.

Namun Piala Dunia Amerika Serikat justru dianggap paling sukses karena menyedot rata-rata 70 ribu penonton tiap pertandingan.

Catatan khusus

Diterapkannya aturan "pemutihan" akumulasi kartu kuning setelah penyisihan grup.

Wasit diizinkan untuk memakai seragam selain warna hitam.

Di setiap kaus pemain sudah tertera nama karena sebelumnya hanya nomor punggung.

Laga Amarika Serikat melawan Swiss di Pontiac Silverdome adalah pertandingan pertama yang dimainkan di dalam ruangan sepanjang sejarah Piala Dunia.

Chile dilarang mengikuti Piala Dunia 1994 setelah kiper mereka Roberto Rojas pura-pura terluka parah oleh petasan yang dilempar fans Brasil pada babak kualifikasi.

Diego Maradona positif menggunakan obat terlarang dan uniknya dia tetap berada di Amerika Serikat bukan sebagai pemain tapi komentator.

Bek Kolombia, Andres Escobar, mencetak gol bunuh diri kala melawan Amerika Serikat. Setelah ia kembali ke Kolombia, Escobar ditembak mati oleh gangster judi bola dan narkoba.

Pemain Jerman, Stefan Effenberg, dipulangkan setelah mengacungkan jari kepada penonton ketika ia ditarik keluar saat melawan Korea Selatan.

Pemain Rusia, Oleg Salenko, mencetak gol dalam satu pertandingan kala melawan Kamerun.

Roger Milla memecahkan rekor yang ia buat sendiri empat tahun sebelumnya. Ia menjadi orang tertua yang mencetak gol di putaran final Piala Dunia. Dia juga dicatat sebagai pemain tertua dengan usia 42 tahun.

Negara peserta

Afrika: Kamerun, Maroko, Nigeria    
Asia: Korea Selatan, Arab Saudi
Eropa: Belgia, Bulgaria, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Norwegia, Irlandia, Romania, Rusia, Spanyol, Swedia, Swiss

Amerika Utara dan Tengah: Meksiko, Amerika Serikat

Amerika Latin: Argentina, Bolivia, Brazil, Kolombia

Juara: Brasil
Runners-Up: Italia
Ketiga: Swedia
Keempat: Bulgaria
Golden Boots: Oleg Salenko (Rusia),
Hristo Stoichkov (Bulgaria)- 6 gol
Best Goalkeeper: Michel Preudhomme(Belgia)
Best Young Player : Marc Overmars (Belanda)
FIFA Fair Play award: Brasil.

Pewarta: Alviansyah IW Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014